Penguasa atau Pemimpin?
Penguasa adalah sosok yang meletakkan kekuasaan semata-mata sebagai target politik yang sudah tercapai dan kurang atau tidak begitu hirau dengan permasalahan yang melilit rakyatnya. Karena itu, penguasa akan identik dengan pemihakan pada kaum yang secara ekonomi mapan, guna melanggengkan kekuasaannya.
Sedangkan pemimpin adalah
sosok bijak yang berusaha keras untuk selalu memihak pada kaum miskin, dan bersikap adil terhadap segala persoalan kebangsaan. Dia akan selalu berhati-hati untuk memutuskan kebijakan yang memiliki dampak sosial serius di tengah masyarakat.
Jika penguasa berniat hanya sekedar menguasai, maka pemimpin bertujuan untuk memimpin menuju cita-cita bersama. Karena itu, dalam idiom Jawa, kita mengenal pemimpin itu hendaknya ing ngarso mangun tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani. Perbedaan watak kedua tipe leadership inilah yang akan dilahirkan dalam proses panjang yang bernama pemilu.
Sayangnya, mentalitas partai politik dalam menjalankan pemilu tampaknya hanya berlomba untuk menjadi penguasa. Tidak ada upaya mengadopsi karakter-karakter kepemimpinan yang baik yang diharapkan oleh masyarakat. Karena itu, dalam proses Pemilu 2009 ini masyarakat butuh bukti, apakah yang dilahirkan adalah sosok penguasa yang otoriter atau pemimpin yang bijak.
Pemilu adalah proses utama demokrasi modern. Indonesia yang pernah dipimpin oleh rezim otoriter dalam pandangan teoretik sedang mengalami proses yang disebut transisi menuju demokrasi. Keberhasilan Pemilu 1999 yang dianggap terbaik dari yang terjelek selama pengalaman pemilu yang ada, ternyata belum menghasilkan tatanan sistem yang memadai untuk disebut demokratis. Karena itu, kita perlu bertanya apakah Pemilu 2009 bisa mengantarkan Indonesia menuju demokrasi yang sejati?
Di sisi lain, kita perlu menyadari bahwa kita terus-menerus berada dalam areal transisi menuju demokrasi. Yang menjadi persoalan adalah apakah kualitas demokrasi kita saat ini dan yang akan datang lebih baik dari kualitas demokrasi di masa lalu? Dalam masyarakat sendiri juga mesti dibangunkan sebuah kesadaran bahwa mereka juga turut bertanggung jawab atas apa yang terjadi selama masa transisi menuju demokrasi ini. Salah satu kesadaran yang harus dibangun adalah bahwa kehidupan berbangsa ini terus-menerus berada dalam masa transisi menuju demokrasi. Yang kita butuhkan adalah kualitas demokrasi yang baik.
Jika penguasa berniat hanya sekedar menguasai, maka pemimpin bertujuan untuk memimpin menuju cita-cita bersama. Karena itu, dalam idiom Jawa, kita mengenal pemimpin itu hendaknya ing ngarso mangun tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani. Perbedaan watak kedua tipe leadership inilah yang akan dilahirkan dalam proses panjang yang bernama pemilu.
Sayangnya, mentalitas partai politik dalam menjalankan pemilu tampaknya hanya berlomba untuk menjadi penguasa. Tidak ada upaya mengadopsi karakter-karakter kepemimpinan yang baik yang diharapkan oleh masyarakat. Karena itu, dalam proses Pemilu 2009 ini masyarakat butuh bukti, apakah yang dilahirkan adalah sosok penguasa yang otoriter atau pemimpin yang bijak.
Pemilu adalah proses utama demokrasi modern. Indonesia yang pernah dipimpin oleh rezim otoriter dalam pandangan teoretik sedang mengalami proses yang disebut transisi menuju demokrasi. Keberhasilan Pemilu 1999 yang dianggap terbaik dari yang terjelek selama pengalaman pemilu yang ada, ternyata belum menghasilkan tatanan sistem yang memadai untuk disebut demokratis. Karena itu, kita perlu bertanya apakah Pemilu 2009 bisa mengantarkan Indonesia menuju demokrasi yang sejati?
Di sisi lain, kita perlu menyadari bahwa kita terus-menerus berada dalam areal transisi menuju demokrasi. Yang menjadi persoalan adalah apakah kualitas demokrasi kita saat ini dan yang akan datang lebih baik dari kualitas demokrasi di masa lalu? Dalam masyarakat sendiri juga mesti dibangunkan sebuah kesadaran bahwa mereka juga turut bertanggung jawab atas apa yang terjadi selama masa transisi menuju demokrasi ini. Salah satu kesadaran yang harus dibangun adalah bahwa kehidupan berbangsa ini terus-menerus berada dalam masa transisi menuju demokrasi. Yang kita butuhkan adalah kualitas demokrasi yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar