CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

2/16/2009

Chapter 19: Membuka Tabir Valentine (4)


HUKUM MERAYAKAN HARI VALENTINE

Islam mengharamkan segala hal yang berbau syirik, seperti adanya kepercayaan kepada dewa dan dewi. Dewa cinta yang sering disebut-sebut sebagai Dewa Amor, adalah cerminan aqidah syirik yang di dalam Islam harus ditinggalkan jauh-jauh. Padahal atribut dan aksesoris

Valentine sulit dilepaskan dari urusan Dewa cinta ini.

Kita telah ketahui bahwa banyak manusia terjerumus ke dalam perkara valentine hanya karena ikut-ikutan. Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang kita ikuti berbeda dengan kita dalam sisi keyakinan dan pemikiran. Apalagi bila kita mengikuti dalam perkara aqidah, ibadah, syariah, dan kebiasaan. Padahal Rasul telah melarang kita dalam mengikuti tata cara peribadatan selain Islam : “Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dalam kaum tersebut” (HR. At-Tirmidzi). Bila dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali Valentine maka tidak disangsikan lagi kalau ia telah kafir, adapun bila ia tidak bermaksud demikian maka ia telah melakukan kemungkaran yang besar. Ibnul Qayyim berkata, “memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan itu haram". Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengann mengucapkan, “Selamat Hari Raya” dan semisalnya. Bagi yang mengucapkannya, kalaupun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari baik buruknya perbuatan tersebut.

Banyak kaum muslimin telah menempuh jalan sesat dengan sukarela, yang membuat Allah murka kepadanya, padahal dalam setiap rakaatnya ia selalu membaca, “tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; buka (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat” (Al-Fatihah: 6-7). Semoga Allah senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan ke dalam Syurga yang hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. Semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang disebutkan: “Kecintaan-Ku adalah bagi mereka yang saling mencintai karena Aku, yang saling mengunjungi karena Aku, dan yang saling berkorban karena Aku” (Al-Hadits).


0 komentar:


(Ki) Aku/Rio dan (Ka) Gede